Inilah Doa Rasulullah Pada Kota Madinah Yang Masih Terasa Hingga Kini..
Di akhir zaman nanti, ada kota-kota yang tidak bisa dimasuki oleh dajjal kareana telah dijaga oleh malaikat. Kota tersebut adalah Makkah dan Madinah. Mengenai madinah sendiri, ada kisah doa zaman Rasulullah yang masih berdampak hingga kini.
Keajaiban doa Rasulullah SAW untuk Kota Madinah sampai saat ini terus dirasakan oleh para jamaah haji dan umroh yang berziarah ke Kota Rasul tersebut. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peristiwa Hijrah Rasulullah dari Kota Mekah menuju Madinah.
Panas di Kota Madinah begitu dirasakan umat Islam yang baru saja hijrah ke sana. Penduduk Mekah yang sudah terbiasa dengan panasnya Kota Mekah ternyata masih merasakan kepanasan di Madinah, tempat barunya itu.
Sebab derajat di Madinah lebih tinggi dibandingkan Mekah, pada waktu awal-awal Rasulullah berhijrah ke Madinah. Tidaklah heran, jika sejumlah sahabat yang menyusul hijrah ke Madinah banyak yang mengeluhkan tingginya derajat panas kota yang saat itu masih bernama Yatsrib.
Kala itu, penduduk Yatsrib dikenal memiliki kebiasaan buruk, yakni suka mengurangi timbangan, mencuri takaran dan sejenisnya. Bahkan, diceritakan bahwa tidak ada kelompok atau penduduk suatu daerah yang curang dalam hal timbangan, takaran atau ukuran, melebihi curangnya penduduk Yatsrib waktu itu. Oleh karena itu, surat pertama yang diturunkan di Kota Madinah adalah surat Al-Muthaffifin (83) ayat 1-4.
" Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka meminta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan." [Al-Muthaffifin (83): 1-4]
Berkat doa Rasulullah dan juga teguran dari Allah melalui ayat ini, pada akhirnya para penduduk Madinah berubah menjadi penduduk dan umat yang sangat memperhatikan masalah timbangan, ukuran dan takaran.
Panas di Kota Madinah begitu dirasakan umat Islam yang baru saja hijrah ke sana. Penduduk Mekah yang sudah terbiasa dengan panasnya Kota Mekah ternyata masih merasakan kepanasan di Madinah, tempat barunya itu.
Sebab derajat di Madinah lebih tinggi dibandingkan Mekah, pada waktu awal-awal Rasulullah berhijrah ke Madinah. Tidaklah heran, jika sejumlah sahabat yang menyusul hijrah ke Madinah banyak yang mengeluhkan tingginya derajat panas kota yang saat itu masih bernama Yatsrib.
Kala itu, penduduk Yatsrib dikenal memiliki kebiasaan buruk, yakni suka mengurangi timbangan, mencuri takaran dan sejenisnya. Bahkan, diceritakan bahwa tidak ada kelompok atau penduduk suatu daerah yang curang dalam hal timbangan, takaran atau ukuran, melebihi curangnya penduduk Yatsrib waktu itu. Oleh karena itu, surat pertama yang diturunkan di Kota Madinah adalah surat Al-Muthaffifin (83) ayat 1-4.
" Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka meminta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan." [Al-Muthaffifin (83): 1-4]
Berkat doa Rasulullah dan juga teguran dari Allah melalui ayat ini, pada akhirnya para penduduk Madinah berubah menjadi penduduk dan umat yang sangat memperhatikan masalah timbangan, ukuran dan takaran.
Komoditas yang diukur atau ditimbang dengan timbangan atau ukuran Madinah, akan mendapat berkah doa Rasulullah. Kini, di zaman sekarang, kita bisa membuktikan keajaiban doa Rasulullah bagi orang-orang Madinah Al-Munawarah.
Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Kitab Muwatta', ada lagi doa lain yang dipanjatkan Rasulullah untuk Kota Madinah.
Ulasan selengkapnya yuk baca di sini.
Sumber
Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Kitab Muwatta', ada lagi doa lain yang dipanjatkan Rasulullah untuk Kota Madinah.
Ulasan selengkapnya yuk baca di sini.
Sumber
Baca Juga