Dahsyat! Hanya dengan Modal Rumput, Prajurit TNI Ini Kalahkan Negara Lain Yang Menggunakan Peralatan Canggih
Sebagai bagian dari Bangsa Indonesia, kita patut bangga bahwa tentara militer kita memiliki kemampuan personal diatas rata-rata. Salah satunya adalah kemampuan menembak.
Kemampuan dan keterampilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menembak dan melakukan berbagai aktivitas bela negara sudah tak perlu diragukan lagi. Sederet prestasi gemilang pun telah berhasil diraih TNI dalam sejumlah kompetisi tingkat dunia yang diikuti.
Yang terbaru, Serda Woli Hamsan dari Kontingen TNI Angkatan Darat dinobatkan sebagai penembak terbaik dalam lomba Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2017 di Puckapunyal, Australia, pekan lalu.
Banyak tantangan yang dihadapi di sana. Namun Serda Woli membuktikan prajurit TNI tak mudah dikalahkan walau dengan alat canggih sekali pun.
Masalah pertama adalah soal cuaca. Iklim di Australia berbeda dengan Indonesia. Di sana suhu bisa mencapai 4 sampai 10 derajat celcius, sehingga cukup dingin.
"Mungkin yang agak sulit cuaca karena kalau di Indonesia itu kan kita biasa cuaca cukup panas 27-29 derajat celcius. Sehingga itu harus punya kiat-kiat khusus untuk mengatasi cuaca di sana," kata Serda Woli di Mabes TNI AD.
Membuat Tentara Lain Bengong
Pengalaman yang menarik dan paling diingat dari Serda Woli adalah soal arah angin. Pada saat angin kencang, prajurit dari negara lain membawa alat yang canggih untuk mengukur arah angin dan kecepatannya.
Sedangkan Indonesia hanya cukup mengambil rumput dari bawah yang dilempar ke atas. Dari sana para prajurit TNI sudah punya perkiraan akurat soal arah angin dan kecepatannya.
Hasilnya justru kontingen Indonesia mendapat nilai terbaik saat angin kencang bertiup. Ternyata modal sebatang rumput bisa mengalahkan wind meter. Hal ini cukup membuat tentara lain bengong.
"Katanya kok begitu saja dengan cara seperti itu bisa cepat menembaknya kita yang menggunakan yang canggih kurang bagus menembaknya begitu," kata Serda Woli.
Dia mengakui lawan terberat datang dari tuan rumah Australia. "Ya mungkin mereka sudah menguasai medan ya," kata Serda Woli.
Atas prestasinya, Serda Woli mendapatkan sebuah rumah tipe 45 dari Kepala Staf TNI AD Jenderal Mulyono. Tak cuma itu, Kasad juga membebaskan Serda Woli untuk memilih lokasi rumahnya sendiri. Dia mengaku bersyukur atas hadiah itu.
Saat ini Serda Woli bertugas di Kostrad Depok. Dia mengaku ingin pensiun nanti di Depok juga.
"Mungkin di Depok, mungkin ya," kata Serda Woli Hamsan.
Selain itu, para anggota kontingen lain pun semua mendapat hadiah bonus berupa uang. Namun berapa jumlahnya, Jenderal Mulyono enggan mengungkap.
"Yang penting cukup untuk lebaran. Sebagai wujud rasa kebanggaan saya, saya memberikan apresiasi kepada semua pihak. Penembak-penembak saya berikan bonus. Karena itu merupakan suatu yang wajar bagi saya, mereka sudah membesarkan nama Angkatan Darat maka saya berikan bonus itulah kira-kira," kata Jenderal Mulyono. (dream)
(Sumber: batamnews.co.id)
Kemampuan dan keterampilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menembak dan melakukan berbagai aktivitas bela negara sudah tak perlu diragukan lagi. Sederet prestasi gemilang pun telah berhasil diraih TNI dalam sejumlah kompetisi tingkat dunia yang diikuti.
Yang terbaru, Serda Woli Hamsan dari Kontingen TNI Angkatan Darat dinobatkan sebagai penembak terbaik dalam lomba Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2017 di Puckapunyal, Australia, pekan lalu.
Banyak tantangan yang dihadapi di sana. Namun Serda Woli membuktikan prajurit TNI tak mudah dikalahkan walau dengan alat canggih sekali pun.
Masalah pertama adalah soal cuaca. Iklim di Australia berbeda dengan Indonesia. Di sana suhu bisa mencapai 4 sampai 10 derajat celcius, sehingga cukup dingin.
"Mungkin yang agak sulit cuaca karena kalau di Indonesia itu kan kita biasa cuaca cukup panas 27-29 derajat celcius. Sehingga itu harus punya kiat-kiat khusus untuk mengatasi cuaca di sana," kata Serda Woli di Mabes TNI AD.
Membuat Tentara Lain Bengong
Pengalaman yang menarik dan paling diingat dari Serda Woli adalah soal arah angin. Pada saat angin kencang, prajurit dari negara lain membawa alat yang canggih untuk mengukur arah angin dan kecepatannya.
Sedangkan Indonesia hanya cukup mengambil rumput dari bawah yang dilempar ke atas. Dari sana para prajurit TNI sudah punya perkiraan akurat soal arah angin dan kecepatannya.
Hasilnya justru kontingen Indonesia mendapat nilai terbaik saat angin kencang bertiup. Ternyata modal sebatang rumput bisa mengalahkan wind meter. Hal ini cukup membuat tentara lain bengong.
"Katanya kok begitu saja dengan cara seperti itu bisa cepat menembaknya kita yang menggunakan yang canggih kurang bagus menembaknya begitu," kata Serda Woli.
Dia mengakui lawan terberat datang dari tuan rumah Australia. "Ya mungkin mereka sudah menguasai medan ya," kata Serda Woli.
Atas prestasinya, Serda Woli mendapatkan sebuah rumah tipe 45 dari Kepala Staf TNI AD Jenderal Mulyono. Tak cuma itu, Kasad juga membebaskan Serda Woli untuk memilih lokasi rumahnya sendiri. Dia mengaku bersyukur atas hadiah itu.
Saat ini Serda Woli bertugas di Kostrad Depok. Dia mengaku ingin pensiun nanti di Depok juga.
"Mungkin di Depok, mungkin ya," kata Serda Woli Hamsan.
Selain itu, para anggota kontingen lain pun semua mendapat hadiah bonus berupa uang. Namun berapa jumlahnya, Jenderal Mulyono enggan mengungkap.
"Yang penting cukup untuk lebaran. Sebagai wujud rasa kebanggaan saya, saya memberikan apresiasi kepada semua pihak. Penembak-penembak saya berikan bonus. Karena itu merupakan suatu yang wajar bagi saya, mereka sudah membesarkan nama Angkatan Darat maka saya berikan bonus itulah kira-kira," kata Jenderal Mulyono. (dream)
(Sumber: batamnews.co.id)
Baca Juga